Di Kampus, Awal Kehancuran Hidupku

Menjadi mahasiswa cantik di kampus membuatku mudah diterima teman-teman dan sejak mengenal seks dari Oom Donny, kehidupanku benar-benar berubah, aku mulai menjual diriku, keluar masuk diskotik dan menggunakan obat-obatan terlarang. Segala suka duka hidup dan cerita sex sebagai mahasiswi di kampus sudah kujalani dengan sempurna, dan sekarang ketika aku ingin benar-bernar berhenti, cobaan mulai datang silih berganti…

Cerita mahasiswa di kampus
Namaku Dea (nama samaran), saat ini umurku 19 tahun. Terimakasih kepada redaksi ceritacurhat.com yang bersedia memuat ceritaku ini. Terus terang aku butuh masukan dari rekan-rekan pembaca.
Di kampus, teman-temanku bilang aku memiliki tubuh yang sangat seksi dan wajah yang manis, warna kulitku sawo matang dan rambutku panjang tergerai indah. Ini adalah anugerah terindah dari tuhan untukku. Aku adalah mahasiswi sastra inggris di salah satu perguruan tinggi swasta tepatnya di kota Jakarta. Aku terlahir sebagai anak yang manja dari keluarga yang sangat menyayangiku, kakakku, abangku bahkan kedua orang tuaku, mereka semua sangat menyayangiku.
Cerita seks mahasiswaAku adalah anak bungsu dari lima bersaudara, kakak dan abang-abang ku sudah menikah dan telah memiliki keluarga. Dan perlu di ketahui aku juga terlahir dalam keluarga yang taat dalam beribadah dan fanatik terhadap agama. Jujur saja, ayahku sangat terpandang di kota ini, selalu memberikan ceramah, nasehat serta mengajar mengaji. Ayahku juga orang yang keras, teguh dalam pendirian, jika ia berkata “A” maka “A”, tidak bisa menjadi “B”, bahkan aku serta saudara-saudaraku tidak berani membantah ayahku, lain dengan ibuku, dia adalah wanita lembut dan sholeha, selalu mendukung anak-anaknya, selalu saja membelaku, walaupun aku berada dalam sebuah kesalahan, aku sangat menyayanginya, tak tega aku melihatnya air matanya mengalir, selaluku penuhi keinginannya walaupun aku harus berdosa.
Menginjak kelulusanku dari SMA, orang tuaku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di salah satu perguruan tinggi swasta di kota ini, tepatnya di sastra inggris, karena kedua orang tuaku menginginkan aku bisa berbahasa asing, maka kupenuhi keinginan itu, walaupun sebenarnya aku sangat menyukai bahasa itu, yang sebelumnya aku sempat kursus Selama enam tahun disalah satu tempat kursus yang cukup terkenal di kota ini. Susah payah orang tuaku mencari biaya untuk kuliahku. Ketahuilah, keluargaku bukanlah orang kaya, hidup kami sangat sederhana.
Berita gembira diterima kedua orang tuaku, aku lulus testing masuk sastra inggris dan ketika hari pertama masuk kuliah, berlinang air mata ibuku melihat aku mengenakan seragam sastra inggris. Didalam perjalanan aku menangis dan aku berjanji aku akan wujudkan apa yang kedua orang tuaku inginkan.
Pada semester satu aku belajar sungguh-sungguh, tak pernah absen, nilaiku sangat memuaskan, jujur saja, aku termasuk anak yang pintar karena dari SD aku selalu masuk rangking 10 besar. Hari-hariku lalui dengan gembira, apalagi di kampus ini aku mendapatkan banyak teman, dan salah satu dari mereka yang paling dekat denganku adalah Anis, asli Tasikmalaya, Anis mempunyai wajah yang manis dan berkulit sawo matang, dan tingginya melebihi aku. Anis anak yang baik, pengertian dalam berteman, kami sering bercerita banyak hal terutama cerita sex tentang teman mahasiswa ku. Mungkin Anis lah yang paling mengerti aku, maka dari itu aku sangat akrab dengan Anis.
Waktu pun bergulir, semester dua di mulai dan disinilah awal kehancuranku dimulai. Pagi itu aku dan Anis terlambat datang ke kampus, kami buru-buru masuk kekelas, untung saja dosen yang mengajar masih memperbolehkan kami masuk dan mengikuti pelajaran pagi itu. Aku dan Anis duduk berdekatan, tak lama kemudian Anis menyapa teman di sebelahnya, dia Mutia, gadis kaya raya yang cantik, bahkan lebih cantik dari aku dan Anis, kulitnya putih bersih dan memilki tubuh sedikit gemuk. Jujur, selama ini aku dan Anis tidak pernah menyapa Mutia, bukan karena kami sombong tapi karena kami merasa mutia orang dingin, selama ini kami perhatikan mutia selalu duduk sendirian, pendiam dan jarang bergaul dengan teman yang lainnya. Anis mengajak Mutia berbicara disela-sela penjelasan dosen tentang materi pagi itu, pulang dari kampus kami memutuskan untuk makan siang di salah satu kafe dekat kampus, selama berbincang-bincang sehabis makan, mutia mengajak aku dan Anis main kerumahnya dengan alasan Mutia sendirian dirumah, kedua orang tuanya bekerja dan adik-adiknya bersekolah. Aku dan Anis pun menerima ajakan Mutia.
Setibanya dirumah Mutia, aku dan Anis sangat terkejut karena rumah Mutia sangat megah, kami naik kelantai dua, tempat dimana kamar Mutia berada. Ku perhatikan sekeliling kamar mutia, berbagai pernak-pernik, miniature, boneka serta koleksi foto terpajang dikamarnya. Aku, Anis dan Mutia duduk diranjang, kami bercerita tentang pengalaman kami dan kehidupan kami masing-masing, dan disanalah aku baru mengetahui, mutia yang ku kira seorang yang kaya dan mempunyai kehidupan yang sempurna namun memiliki keluarga yang tidak utuh, ayah Mutia yang seorang pengusaha namun memiliki anak dan istri lagi dikota Bandung, sedangkan Anis ayahnya gemar dalam bermain wanita. Mungkin kehidupanku jauh lebih baik dari kedua temanku tadi, aku mempunyai keluarga yang harmonis, serta sangat menyayangiku.
Hari demi hari berlalu, kami bertiga semakin akrab, Mutia kini menjadi sahabatku begitu juga dengan Anis. Kami selalu bersama-sama bahkan kami sudah membentuk satu genk. Dimana ada aku, pasti ada Anis dan Mutia dan sebaliknya pula. Kami bertiga merasa sangat cocok dalam berteman bahkan kami sudah seperti saudara sendiri. Orang tua kami sudah mengetahui pertemanan ini, tak jarang aku dan Anisdiperbolehkan menginap dirumah Mutia yang kesepian.
Pada suatu hari, aku bercerita dengan temanku, sebut saja namanya Dara, dia tetanggaku. Dara anak yang baik, bahkan aku sudah menganggap Dara seperti kakak kandungku sendiri. Tak jarang aku suka bercerita tentang masalah pribadiku padanya. Dan kali ini aku bercerita tentang kuliahku, kukatakan padanya jika saat itu aku memerlukan uang untuk membayar semester kuliahku, karna pada saat itu kedua orang tuaku tidak mempunyai uang. Setelah mendengar ceritaku, Dara memberi nomor telp seseorang kepadaku, menyuruhku menghubunginya untuk meminjam uang. Ya.. ternyata Dara pernah meminjam uang padanya dan Dara juga bercerita om-om itu sangat baik.
Besok paginya aku menghubungi orang itu, dia mengajakku ketemuan di salah satu kafe, aku pun segera kesana. Sesampainya di kafe itu, kami saling mengenalkan diri. Waktu itu tak banyak yang ku tau tentang dirinya, dia hanya bercerita sedikit tentang keluarganya. Oya.. panggil dia om Donny, umurnya sekitar 40 tahun, dia adalah seorang pengusaha dan memiliki seorang istri dan tiga orang anak laki-laki. Lama kami berbincang-bincang, aku pun mengutarakan keinginanku untuk meminjam uang padanya dan dia pun berjanji akan membantuku, beberapa menit kemudian Oom Donny mengajakku pindah ke salah satu villa dekat kafe, dengan alasan ingin membicarakan sesuatu yang lebih pribadi kepadaku. Aku pun menerima ajakan Oomm Donny. Demi Tuhan, aku tidak pernah ketempat ini sebelumnya, aku merasa Oom Donny orang yang baik, tak mungkin ia melakukan sesuatu yang jahat terhadapku, semua akan baik-baik saja pikirku dalam hati. Setibanya di villa itu aku duduk di salah satu kursi, sedangkan om Donny berbaring di ranjang. Jujur, aku sangat takut pada saat itu, aku merasa asing pada tempat itu, rasanya aku ingin keluar dari tempat ini.
Beberapa saat kemudian om Donny bilang padaku, jika ia akan meminjamkan aku uang dengan satu syarat. Aku pun menanyakan apa syarat itu, namun Oom Donny tak menjawabnya, malah melakukan suatu atraksi terhadapku. Ia mendekatiku dan ingin menciumku. Kupalingkan wajahku darinya. Sumpah, bukan takut mainnya aku pada saat itu, aku ingin sesegera mungkin keluar dari tempat itu namun om donny sudah menarik tanganku, lalu ia berbisik di telingaku “jika kau inginkan uang, lakukan apa yang ku mau”, aku seperti terhipnotis oleh kata-kata itu, lama aku tertegun dan terjadilah sesuatu di luar keinginanku, aku melakukan sesuatu yang seharusnya tidak aku lakukan. Kami berhubungan sex dan melakukan hubungan layaknya suami istri. Jujur saja, sebelumnya aku memang sudah tidak virgin lagi, aku pernah ml dan keperawananku di renggut oleh pacarku sendiri ketika aku masih duduk di bangku SMA, aku sangat mencintai pacarku sehingga kuberi harta yang paling berharga dikehidupanku. Tapi apa yang terjadi, ketika lulus dari SMA dia di pindahkan kedua orang tuanya ke Australia untuk melanjutkan studi di sana, seketika tubuhku lunglai mendengar berita itu, aku menangis sejadi-jadinya, takdir telah memisahkan aku dengannya.
Oom Donny menyeka keringatnya, dia tersenyum puas padaku. Sedangkan aku, tubuhku terbujur kaku di ranjang. Air mataku mengalir tiada henti, aku menghujam diriku sendiri. Aku beranjak dari ranjang dan membersihkan tubuhku di kamar mandi, setelah mengenakan pakaian oom Donny memberiku uang dan mengecup bibirku. Aku bagaikan perempuan bayaran pada saat itu.
Hari demi hari kulalui, perekonomian keluargaku semakin menurun, aku pun semakin sering beruat mesum dan melakukan hubungan seks dengan Oom Donny, aku melakukan ini semua diluar keinginanku, aku sudah putus asa pada hidup ini. Apapun akan aku lakukan demi melanjutkan kuliahku, begitu juga dengan teman-temanku, tanpa sepengetahuanku ternyata mereka juga sama denganku. Itu semua terkuak ketika ada curiga diantara kami dan kami pun harus saling jujur. Suatu alasan membuat aku dan teman-temanku harus seperti ini.
Lambat laun aku dan teman-temanku menikmati kehidupan kami yang seperti ini, keglamoran dan harta membuat kami lupa pada yang Di atas. Pakaian keren keluaran terbaru dapat kami beli, handphone termahal dan canggih dapat kami miliki, sungguh mewahnya kehidupan kami pada saat itu, tak hanya itu saja, kami bahkan mencoba obat-obatan terlarang, itu kami lakukan hanya karena iseng semata. Kami ingin merasakan apa yang orang lain rasakan. Kehidupanku benar-benar berubah drastis, mulai dari menjual diriku sendiri, keluar masuk diskotik hingga menggunakan obat-obatan terlarang. Semenjak itu aku jadi jarang pulang ke rumah, begitu juga dengan teman-temanku.
Kami mulai kecanduan, sakit rasanya badan kami jika tidak menggunakan barang haram itu. Dan untuk menghilangkan rasa sakit itu kami terus menerus mengkonsumsinya, jika uang kami habis maka kami harus melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kami lakukan. Tak jarang kami juga menjadi simpanan para laki-laki hidung belang yang mampu membayar kami dengan harga yang cukup tinggi.
Di kampus, nilaiku anjlok pada semester ini, bagaimana tidak, aku lebih sering tidak masuk kuliah, tugas dari dosen tak pernah kukerjakan, aku dan teman-temanku lebih sering berantem dan mencari musuh di kampus itu. Mungkin seluruh umat di kampus itu sudah mengenali kami, entah apa yang ada di otakku pada saat itu, yang kurasa aku sangat menikmati hidup ini, nilaiku yang anjlok tak membuat aku bersedih hati apalagi berkecil hati, aku enjoy menjalani semuanya.
Kebersamaanku dengan Oom Donny, ternyata menimbulkan benih-benih cinta di hatinya terhadapku, itu tanpa sepengetahuanku. Dia lebih sering menemuiku, memberi aku hadiah, bahkan perhiasan, tak jarang ia mengirimi aku cek dalam jumlah yng cukup besar. Namun aku tidak pernah merasakan rasa yang special kepada om donny, disini aku hanya sebagai pemuas nafsu, tidak lebih.
Berbulan-bulan hubunganku dengan oom Donny berjalan dengan baik, pada saat itu dia memintaku untuk tidak menjual diriku dengan orang lain lagi dan dia akan penuhi semua keinginanku. Kukatakan iya padanya walaupun tanpa sepengetahuannya aku masih menjadi simpanan beberapa laki-laki hidung belang. Om donny selalu penuhi keinginanku, selalu memberiku nasehat. Mungkin Oom Donny adalah laki-laki yang terbaik dari laki-laki yang menjadikan aku sebagai simpanannya. Namun tak jarang aku juga sering berantem dengan om donny bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun namun Oom donny selalu mengalah padaku.
Suatu hari aku mendapat telpon dari seorang wanita yang mengaku istri dari om donny, dia bertanya padaku tentang hubunganku dengan suaminya. Kukatakan aku tidak mengenal yang namanya om donny. Namun ia tetap ngotot jika aku mempunyai hubungan yang special dengan suaminya, ia juga bilang padaku, ia telah membaca semua sms yang kukirim pada suaminya. Aku mencoba mengelak atas tuduhannya. Dan ketika aku akan menjelaskan semuanya, ia tak membiarkan aku berkata sepatah katapun, ia lebih asik menceramahiku, mencaci makiku bahkan menghinaku. Kumatikan telpon itu, namun ia menelponku lagi, ku angkat telpon itu namun kuletakkan di atas ranjang, aku tak kuasa mendengar ocehannya, lalu aku bernyanyi sesukaku hingga telpon itu mati sendiri.
Beberapa menit kemudian aku menghubungi om donny, kuceritakan masalah tadi padanya, ia membenarkan perkataanku, jika wanita yang menghubungiku tadi adalah istrinya. Aneh, oom donny tertawa mendengar ceritaku, ku rasa ia tak takut pada masalah ini. Beberapa saat kemudian kukatakan pada om donny untuk tidak melanjutkan hubungan ini, aku tak ingin menghancurkan rumah tangganya, aku tahu hati seorang wanita yang tak ingin kehilangan suaminya, kujelaskan semuanya pada oom Donny, ia mempunyai keluarga yang utuh, seorang istri dan tiga orang anak yang menyayanginya, sesaat oom Donny terdiam, ia menyanggupi permintaanku dengan nada suara yang lesu, lalu ia mematikan telpon itu.
Namun beberapa menit kemudian om donny menelponku lagi, ia berkata bahwa ia tak sanggup kehilanganku. Perasannya padaku adalah perasaan cinta seperti ketika ia mulai mencintai istrinya bahkan seandainya dia masih perjaka mungkin ia sudah menikahiku. Ia juga mengatakan tak semudah membalikkan telapak tangan untuk melupakanku, setelah apa yang ia lewati bersamaku. Namun untuk membuatnya benci kepadaku, kukatakan jika aku tak pernah mencintainya, aku melakukan itu semua semata-mata hanya karena uang.
Pernyataan itu berdasarkan dari lubuk hatiku yang paling dalam. Aku tak perduli oom Donny menerima atau tidak semua perkataanku, yang jelas aku mengatakan apa yang aku rasakan pada saat itu. Mungkin om donny sedikit kecewa atas perkataanku tadi, namun ia tak marah padaku, bahkan ia berkata akan tetap menyayangiku dan ia percaya bahwasanya cinta akan tumbuh pada saatnya.
Sejak peristiwa itu, om donny jarang menemuiku, palingan satu atau dua kali dalam seminggu dan kami juga sudah jarang berhubungan seks seperti dulu. Sedangkan aku, aku lebih asik dengan teman-temanku, mengkonsumsi barang haram itu dan keluar masuk diskotik bahkan razia di diskotik itu pun tak membuat kami jera. Kami juga lebih sering mengerjai laki-laki hidung belang dan menguras uangnya. Badanku semakin kurus, wajahku kusam, gairah hidupku hilang akibat menggunakan barang haram itu, hampir semua jenis barang haram pernah kucicipi begitu juga dengan teman-temanku.
Siang itu aku menelpon oom donny untuk menagih uang yang ia janjikan padaku karena ip ku diatas 3. Aku telah membohonginya dengan mengatakan bahwa ip ku diatas 3 padahal ip ku hanya 2 lebih, ya.. selama ini aku memang sering membohongi om donny dalam berbagai hal, semua aku lakukan tak lain hanya karena uang. Tak beberapa lama om Donny mengangkat telponku, ia mengatakan sesuatu yang membuat aku sangat terkejut. Ia telah mengetahui semua tentangku. Mulai dari aku yang suka membohonginya, aku yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang, aku yang keluar masuk diskotik, serta aku sebagai simpanan laki-laki hidung belang lainnya.
Ia sangat kecewa padaku, entah dari siapa oom Donny mengetahui ini semua, aku tak tahu. Waktu ia menelponku, ia menangis membayangkan aku seperti itu, ia bertanya, apa yang selama ini aku cari, bukankah ia telah memberikan apa yang aku inginkan, bukankah ia penuhi semua kebutuhanku, bahkan keluarga pun ia pertaruhkan demi aku, serta nyawanya pun jika aku menginginkan akan ia berikan. Aku terdiam, tersentak tanpa kata, emang benar apa yang ia lakukan selama ini semata-mata hanya untukku, alasannya hanya satu “agar aku bahagia”.
Dua hari berlalu, aku merenungi itu semua, aku memutuskan untuk merubah hidupku, aku ingin lebih baik dari hari kemarin. Aku mengganti nomor ponselku, agar tak ada laki-laki hidung belang yang menghubungiku lagi. Tak ada yang mengetahui nomor baruku termasuk oom Donny terkecuali keluarga dan teman-teman dekatku. Aku tak ingin om donny mengetahui nomor ponselku yang baru, aku ingin dia pergi dari kehidupanku. Selain mengganti nomor ponselku, aku juga mencoba untuk menghentikan pemakaian barang haram itu, hal serupa juga dilakukan kedua temanku, Anis dan Mutia. Kami sudah muak dengan kehidupan kami yang seperti ini, kehidupan yang hanya membuat kami masuk pada jurang yang lebih dalam.
Satu bulan kemudian di pertengahan bulan puasa, berat badanku semakin naik, aku benar-benar menghentikan pemakaian barang haram itu, hampir satu bulan penuh aku tidak pernah berpuasa, aku selalu merasa lapar. Memasuki bulan selanjutnya, aku baru ingat jika hampir dua bulan aku tidak datang bulan. Aku merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhku. Sesuatu yang tidak biasanya. Aku menceritakan masalah ini pada Anis dan Mutia. Mereka menyarankan untuk tes kehamilan, aku pun menyetujui saran mereka. Keesokan harinya, ketika bangun dari tidur, aku tes kehamilan pada air kencingku. Bukan main terkejutnya, saat kulihat dua garis merah pada test pack itu. Aku tersandar, air mataku mengalir, aku positif hamil. Aku benar-benar hancur pada saat itu. Kenapa disaat aku ingin benar-benar berubah harus ini yang aku dapatkan?
Keesokan harinya, aku perlihatkan hasil tes kahamilan kemarin pada Anis dan Mutia, mereka terkejut dan bertanya anak siapa yang ada di rahimku pada saat itu. Kujawab ini adalah anak oom Donny. Yaa.. sebelum masalah kami yang kemarin aku sempat melakukan hubungan seks bersamanya tanpa alat pengaman. Aku tak mungkin meminta pertanggung jawabannya, aku tak ingin menghubunginya lagi. Perasaan takut, malu, sedih, entah apa lagi yang aku rasakan pada saat itu, aku belum siap mengandung anak ini, aku tak ingin membuat keluargaku malu hanya karena aib yang kubuat sendiri. Aku pun memutuskan untuk menggugurkan bayi yang ada dalam rahimku ini. Aku membeli obat yang dapat menggugurkan kandungan, mengurut perutku disalah satu dukun beranak supaya janin ini cepat keluar. Menginjak tiga bulan masa kehamilanku, janin ini belum juga keluar, aku semakin takut jika janin ini benar-benar tidak bisa keluar. Maka aku semakin sering memakan obat yang dapat menggugurkan kandunganku.
Dua minggu menjelang gugurnya janin dalam rahimku, aku jatuh sakit. Aku hanya dapat berbaring lemas di tempat tidur, tak ada nafsu makan, bahkan duduk pun sulit untuk aku lakukan. Badanku semakin kurus kaerna tidak makan, yang kurasakan hanya haus, haus dan haus. Aku tak pernah merasakan sakit seperti ini. Aku hanya bisa menangis, menangis dan menangis. Diam-diam ibu mencurigaiku, apalagi akhir-akhir ini ia mendengar aku sering keluar masuk diskotik dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Saat itu ia menangis mengatakan apa yang ia dengar selama ini tentangku, aku mengelak tuduhan itu, kukatakan padanya bahwa apa yang ia dengar selama ini tidaklah benar. Cerita seks satu hal lagi, ibu juga curiga jika aku telah hamil, begitu kuatnya naluri seorang ibu kepada anaknya yang mahasiswi ini sehingga ia mengetahui kondisiku. Untuk memastikannya ibu memanggil dokter untuk memeriksa penyakitku yang sebelumnya aku tidak mau dibawa kerumah sakit. Aku merasa sangat takut ketika dokter ingin memeriksaku, entah tau atau tidak dokter itu tentang kehamilanku ini, yang pasti dia hanya mengatakan bahwa aku hanya demam biasa dan dokter itu memberiku obat untuk masa penyembuhan, aku sangat lega atas ucapan dokter tadi.
Suatu hari, menjelang gugurnya janin dalam rahimku, sakit itu semakin menjalar di seluruh tubuhku, aku merasakan sakit yang teramat. Tiba-tiba aku teringat akan oom Donny, sudah lama aku tidak bertemu dengannya, dia orang yang selalu mengalah demi keegoanku, menuruti semua keinginanku, memenuhi semua kebutuhanku, selalu memberiku nasehat, mencintai dan menyayangiku dengan setulus hati, tiba-tiba air mataku mengalir, ini adalah air mata penyesalanku padanya dan untuk pertama kalinya aku menangis karenanya, aku rindu padanya, pada senyumnya, pada nasehatnya, pada candanya, tawanya, aku rindu semua tentang dirinya, dimana dia sekarang, pikirku saat itu, tidakkah ia ingat akan aku saat ini, aku yang telah mengandung anaknya, tak rindukah ia akan aku yang pernah dicintainya. Sungguh… aku telah kehilangan sosok itu, aku menyesal karena selama ini aku telah membohonginya dan melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan.
Malam itu aku tidak bisa tidur, rasa sakit itu semakin menjalar diseluruh tubuhku, apalagi pada perutku, kaki dan pinggangku terasa amat pegal. Kulihat jam dinding sudah menunjuk angka dua, tapi mataku juga belum bisa terpejam. Kira-kira dua jam kemudian, sekitar jam empat subuh, kurasakan sesuatu keluar dari rahimku, alangkah terkejutnya aku, ketika kulihat yang keluar itu adalah darah, lama kelamaan darah itu semakin banyak, dan ketika besok paginya suatu gumpalan daging keluar dari rahimku, ketika gumpalan daging itu keluar, seketika itu juga pandanganku kabur, tubuhku lemas, aku seperti menghadap maut pada saat itu.
Dalam proses pengguguran janinku, Dara lah yang telah membantuku, yaaa… Dara telah mengetahui kehamilanku sejak beberapa hari sebelum gugurnya janinku ini, aku juga sudah menceritakan semuanya pada Dara termasuk siapa ayah dari janin yang ada pada rahimku. Dara sangat kecewa padaku, juga pada oom Donny. Ia terkejut mengetahui sebegitu jauhnya hubunganku bersama oom Donny. Tapi sudahlah, semuanya sudah terjadi pikirku dalam hati dan sekarang setelah gugurnya janin ini, aku ingin hidup normal, hidup sederhana, aku ingin menjadi lebih baik dari hari kemarin walaupun aku tidak bisa menjadi yang terbaik. Aku ingin melupakan semua hal yang berbau negatif dan dapat merusak hidupku.
Empat bulan berlalu sejak proses pengguguran janinku dan enam bulan sudah aku tidak bertemu dengan oom Donny, aku sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengannya, lagi pula oom Donny juga tidak mengetahui nomor ponselku yang baru. Cerita tentang teman-temanku, Mutiadan Anis, ternyata mereka berdua juga hamil, Anis menggugurkan kandungannya yang berumur lima bulan sedangkan Mutia menggugurkan kandungannya yang berumur dua bulan, entah kenapa kami bertiga bisa hamil dalam waktu yang sama dan dalam waktu ketika kami ingin benar-benar berubah untuk hidup lebih baik. Apakah ini semua adalah teguran dari Tuhan untuk kami bertiga? Namun setelah peristiwa itu kami bertiga menjadi anak yang lebih baik. Kami tidak pernah bolos kuliah lagi, berantem, mengkonsumsi obat terlarang, bahkan kami juga tidak pernah menjual dari kami lagi. Kami benar-benar menjadi lebih baik.
Suatu pagi ketika aku bangun dari tidur, kira-kira jam sembilan pagi yang kebetulan aku tidak kuliah pada hari itu. Aku mendapat pesan singkat dari seseorang yang aku hafal betul nomor ponselnya, dia adalah oom Donny, entah dari mana ia mendapatkan nomor ponselku yang jelas didalam pesan singkat itu ia berkata:
“Setahun yang lalu, ketika saya sembuh dari sakit, saya mendatangi kampusmu, kau menaiki mobilku, ku bawa sekeliling, dan ku parkirkan mobilku disalah satu parkiran hotel, kau melakukan sesuatu terhadapku, oohh.. amazing, sungguh luar biasa. Semenjak itu, aku sangat menyayangimu, aku tak ingin kau susah, aku berjanji jika kau tamat dari kuliahmu, aku akan mencarikan pekerjan yang layak untukmu, aku akan menjagamu, dan aku akan membela harga dirimu. Itu semua aku lakukan karena aku menyayangimu, aku ingin kau menjadi anak yang baik. Tapi apa yang aku dapat, kau telah membohongiku, aku menangis mendengar cerita orang-orang tentang dirimu, aku kecewa ”
Aku menyeka air mataku ketika aku selesai membaca pesan singkat itu. Aku menceritakan masalah tadi pada Dara dan alangkah terkejutnya aku ketika mendengar cerita Dara. Dara bercerita bahwa enam bulan yang yang lalu semenjak aku mengganti nomor ponselku. Om Donny selalu menghubunginya untuk mengetahui kabarku, bahkan om donny sangat shock ketika mengetahui dari Dara jika aku jatuh sakit, badanku kurus, tak banyak yang dapat aku lakukan kecuali berbaring di ranjang bagaikan mayat hidup. Dara juga bercerita jika ia sempat bertemu dengan om donny. Air mata om donny selalu mengalir ketika menanyakan kabarku pada Dara. Ia mengatakan jika ia sangat merindukanku, tak tega ia mendengar aku sakit seperti apa yang dikatakan Dara padanya.
Selain itu om donny juga sempat memberiku sebuah cincin mutiara yang ia titipkan melalui Dara. Yaa.. waktu itu Dara memang pernah memberiku sebuah cincin mutiara, tetapi Dara tidak pernah bilang bahwa cincin itu dari om Donny karna om Donny sendirilah yang memintanya untuk tidak memberitahukan bahwa dari om Donny sendirilah cincin mutiara itu.
Satu lagi, setelah mengetahui kehamilanku yang nota bene janin yang ada dalam rahimku adalah janinnya oom Donny, Dara segera menghubungi om donny, itu semua tanpa sepengetahuanku dan Dara menceritakan masalah kehamilanku pada om Donny dan meminta pertanggung jawabannya, namun oom Donny malah marah dan mengatakan jika janin yang dalam rahimku bukanlah darah darah dagingnya. Hatiku teriris mendengarkan apa yang dikatakan oleh Dara, tak kupercayai jika om Donny tak mengakui bahwa janin yang ada dalam rahimku adalah darah dagingnya, padahal aku sangat yakin jika janin ini adalah darah dagingnya ketika berhubungan seks.
Suatu hari oom Donny menghubungi, ia mengatakan jika ia sangat merindukanku, tiada harinya tanpa memikirkanku, kemanapun ia pergi selalu aku yang dipikirkannya, hampir setengah gila ia tak bertemu denganku, akhirnya kuatur pertemuan dengan oom Donny, entah kenapa aku sangat bahagia saat bertemu dengannya, seolah-olah aku menemukan sesuatu yang telah lama hilang dari hidupku dan saat pertemuan itu pula kukatakan tentang kehamilanku yang sudah kugugurkan dan itu adalah darah dagingnya.
Namun lagi-lagi om donny tidak mau mengakui bahwa itu darah dagingnya, aku sedih, pada saat itu, aku sempat ribut, aku marah padanya, aku menghujat dirinya. Kukatakan padanya untuk melupakanku dan jangan menemuiku lagi, namun itu semua ia bantah, ia mengatakan bahwa ia tak mungkin bisa untuk melupakanku, rasa yang begitu tulus, tak mungkin bisa berubah bahkan pudar. Ia mengatakan bahwa ia sangat menyayangi keluarganya, istrinya bahkan ketiga anaknya, namun ia juga menyayangiku, melupakanku merupakan suatu yang mustahil baginya.
Aku sangat mengerti pada keadaannya, bahkan aku paham betul tentang perasannya dan akhirnya kuberi ia waktu untuk melupakanku, walaupun sulit, aku ingin ia mencobanya. Ini semua aku lakukan untuk dia, istinya dan ketiga anaknya, untuk keluarganya. Namun entah kenapa hatiku sakit membuat keputusan itu, aku seperti tak rela pada ini semua, namun disatu sisi aku tak mungkin menghancurkan rumah tangganya.

Putar :

Setelah pertemuan itu, kami jadi sering bertemu lagi namun tak seperti dulu, kami tak pernah melakukan hubungan seks lagi. jika bertemu kami hanya sekedar makan siang, share, dan berbicara dalam hal saling menghormati. Sifatku jauh berubah padanya, aku lebih menghormati dia sebagai orang tua, tidak lebih. Aku sudah melupakan masa laluku bersamanya dan jauh lebih baik dari hari kemarin dan akhir-akhir ini banyak hal yang ia banggakan dariku, mulai dari ip ku yang diatas angka 3 dan itu adalah fakta, naiknya berat badanku dan cerahnya raut wajahku, itu katanya. Mungkin selama ini aku sudah tidak pernah mengkonsumsi barang haram itu lagi, maka dari itu hidupku jauh lebih baik dan banyak hal-hal baru dariku yang membuat ia tersenyum.
Entah apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupku ini, tak pernah kuduga jika kisah hidupku harus seperti ini dan kalau boleh jujur aku merasa sangat bahagia bisa bertemu dengan Oom Donny lagi, aneh.. apa aku mencintainya? Entahlah, aku tak tau. Aku tak mengerti dengan perasaanku sendiri, yang ku tau aku takut untuk kehilangannya lagi. Hubunganku bersamanya masih berjalan hingga hari ini, aku masih menghormatinya sebagai orang tua dan nasehatnya pun tak pernah kulupa. Tapi satu hal yang tak pernah ia ketahui dari diriku, satu rasa tulus yang simpan tentang dirinya.
**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Koment dengan sopan