Suamiku Berkhianat Ketika Aku Hamil Muda



Awalnya aku iseng ngecek handphone suamiku, ternyata di handphonenya aku menemukan percakapan sms suamiku dengan teman kantornya di Jakarta. Kebetulan suamiku baru dipindahkan ke kantor baru di Jakarta. Dari cara mereka saling sms, aku tahu kalau mereka punya hubungan yang lebih dari sekedar pertemanan biasa.
Akhirnya aku konfirmasi ke suami tentang sms tersebut dan dia bilang tidak ada hubungan apa-apa dengan perempuan itu. Itu hanya panggilan yang tidak ada arti apa-apa, katanya.
Tapi hati ini rasanya lain. Aku tidak percaya dengan apa yang dikatakan suamiku. Akhirnya aku cek lagi HP-nya dan ternyata kecurigaanku terbukti. Di sana aku menemukan kalau suamiku pernah mengirim foto kepada perempuan itu dengan kata-kata yang menurut aku sangat-sangat tidak wajar.
Sekali lagi aku konfirmasi kepada suamiku tentang sms tersebut dan lagi-lagi dia mengelak dan bilang kalau itu hanya iseng belaka. Aku minta suamiku untuk tidak berhubungan lagi dengan perempuan itu dan dia pun menyanggupinya bahkan dia berjanji dengan menyebut nama Allah untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Belum seminggu janji itu terucap dan masih terngiang di telingaku, ternyata aku menemukan bukti baru yang benar-benar membuat aku marah dan kecewa. Aku lemas sekali melihat bukti tersebut.
Aku menemukan bukti kalau suamiku dengan perempuan itu masih berhubungan. Aku baca percakapan mereka di YM (Yahoo Messenger), suamiku nulis di chatnya “love u”, “miss u” dan panggilan “sayang” kepada perempuan itu.
Sungguh sakit dan terlukanya hati ini menerima kenyataan tersebut. Apalagi pada saat ini aku sedang hamil muda dan umur pernikahan kami pun baru 4 bulan. Kata orang umur pernikahan segitu masih hangat-hangatnya, tapi yang aku dapat adalah pengkhianatan suamiku.

Putar :

Aku tanya suamiku dengan membawa bukti-bukti yang aku punya dan dia tidak bisa mengelak lagi. Tapi dia masih bisa bilang kalo diantara mereka tidak ada hubungan apa-apa. Dia bilang pada saat ini sedang ngaco. Ya ampun…., begitu mudahnya buat dia berbuat seperti itu.
Aku coba konfirmasi juga kepada perempuan itu. Dan jawaban dari perempuan itu benar-benar membuat aku geram. Perempuan itu bilang apa yang ada di percakapan tersebut hanya bercanda. Sekali lagi aku hanya bisa mengelus dada. Pembicaraan sensitif seperti itu dibilang hanya bercanda? Ya Allah, di mana hati nurani perempuan itu.
Padahal perempuan itu jelas-jelas tahu kalau suamiku sudah menikah karena diapun hadir pada saat pernikahan kami. Sampai akhirnya aku kirimkan juga bukti percakapan mereka dan sampai saat ini perempuan itu tidak merespon bukti tersebut.
Kejadian itu sangat menorehkan luka yang cukup dalam di hatiku. Aku tidak tahu kapan aku bisa melupakan kejadian tersebut. Meskipun suami berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tapi rasa percaya itu sudah hilang. Sampai saat ini aku masih menaruh curiga yang cukup besar kalau dia masih berhubungan dengan perempuan itu, apalagi sekarang dia sering ke Jakarta.
Sekarang aku mencoba fokus sama bayi dalam kandunganku. Kasian dede bayiku, masih dalam rahim sudah harus melihat bunda-nya menangis karena pengkhianatan ayahnya.


**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Koment dengan sopan