Istriku Kabur Dari Rumah Karena Pria Idaman Lain



Dear pembaca,, Aku adalah seorang pria yang memilih menikah muda, aku menikahi pacarku saat usia kami baru 22 tahun. Aku sendiri saat itu masih duduk di bangku kuliah semester empat. Istriku adalah cinta pertamaku, aku tidak ingin dia meninggalkanku dan berpacaran dengan pria lain. Ketika dia kuajak menikah, dia mau saja.
Di awal pernikahan, masalah rumah tangga kami yang paling mengganggu adalah hubunganku dengan mertua. Memang mertuaku tidak merestui pernikahan ini, tapi dengan semangat dan kegigihanku aku bisa menunjukkan kepada mereka bahwa aku bisa bertanggung jawab terhadap anak dan cucu mereka nantinya. Jadi aku bekerja sambil kuliah di sebuah Universitas Teknik terkenal di Indonesia.
Tujuh tahun kuliah, akhirnya aku bisa sarjana. Saat itu aku sudah memiliki seorang anak berusia 4 tahun. Sayangnya ketika Indonesia sedang krismon tahun 1997, ekonomi rumah tanggaku ikut-ikutan krisis. Bukan hanya itu, hubunganku dengan istriku ikut juga terganggu, apalagi ada pria idaman lain (pil) yang turut memperkeruh suasana.
istri kabur dari rumahSebenarnya istriku adalah tipe istri yang setia dan penyayang. Tetapi keadaan ekonomi bisa membuat orang goyah. Apalagi saat itu aku juga tengah digoda oleh seorang wanita, yang sebenar-benarnya tidak ada hubungan apa-apa denganku. Dan bahkan sudah kutolak walau secara halus.
Beberapa teman wanita di kantor, teman kerja, relasi, pokoknya siapapun yang dekat denganku selalu memicu pertengkaran. Istriku terlalu sensitif dan cemburu berlebihan terhadapku, ditambah dengan kompor dari seseorang yang dia anggap sebagai kakaknya, yang pada akhirnya istriku sendiri sadar bahwa lelaki ini hanya ingin memiliki dia dan memperpanas hubungan asmara kami agar dia bisa dekat dengan istriku.
Aku sering meyakinkan dia bahwa bagiku Istriku hanya dia semata, cintaku hanya dia seorang. Sembari aku berintrospeksi dan memperbaiki cara bergaulku yang membuat dia marah. Namun itu semua sia sia.
Pada saat asmara kami retak, sebelum istriku menyadari jebakan lelaki ini, dia sering kabur dari rumah dan meninggalkan anak kami sendirian di rumah. Istriku tinggal bersama saudara lelaki ini, yang akhirnya terbongkar juga bahwa lelaki ini sudah memiliki istri. Keluarga dan orang tua istriku sendiri sudah sering menasehatinya bahwa lelaki itu bukan orang baik dan tindakannya pergi dari rumah bukan hal yang benar. Tetapi entah mengapa semua nasehat ini tidak pernah dia dengar. Bahkan lelaki bangsat ini berperilaku seolah dia malaikat dan pelindung bagi istrku. Bersama adik iparku, aku sering keluar rumah malam-malam hanya untuk mencari ke mana istriku kabur.
Sejak saat itulah aku mengenal dunia malam. Dunia yang aku hindari pada saat jaman mahasiswa dulu. Bukan untuk dugem tapi untuk mencari keberadaan istriku. Aku sangat takut terjadi apa apa dengannya. Karena aku anggap istriku sedang dibuat tidak sadar oleh lelaki ini. Bahkan aku pernah berantem fisik dengan lelaki ini, yang anehnya justru dilindungi oleh istriku dengan pasang badan pada saat aku mau pukul dia. Pernah suatu saat aku tertidur hingga pagi di kursi di dalam club malam karena kecapekan mencari istriku dan tidak berani pulang karena kuatir mertua tahu. Paginya aku langsung ngantor sambil terkantuk kantuk.
Dalam kegundahanku aku pernah diajak manajerku dugem untuk melupakan masalahku. Saat inilah setan merasukiku, lewat ajakan manajerku aku menelan pil koplo bahkan aku diajak menemani wanita panggilannya pada saat dinas luar kota. Sekuat tenaga aku menolaknya, sekuat tenaga pula setan itu mencekoki aku. Aku tidak pernah tenang bekerja bahkan pada saat dinas luar kota. Aku tidak bisa tidur mengingat di mana gerangan istriku di malam saat aku tidak di rumah. Aku seperti orang gila. Saat itulah manajerku bermaksud menghiburku, selalu mengajakku dugem dan bergembira. Akhirnya aku tak kuasa menghadapi setan.
Aku terjerembab dalam pil setan, beruntungnya aku tidak begitu maniak dengan sex liar. Aku masih mengharapkan sex dari istriku. Pada saat-saat kritis ini ada beberapa wanita mendekati aku, mereka tahu masalahku, mereka simpati. Bahkan seolah pasrah menawarkan mendampingiku. Tapi aku sadar, bahwa mertuaku sangat mendambakan ketabahanku menghadapi ulah putrinya. Aku sadar dulu pernah berujar akan membahagiakan anak dan cucunya. Aku tolak semuanya dengan halus dan meninggalkan mereka dengan kekecewaan. Tuhan, maafkan hambaMu ini.
Keadaan semakin memburuk, baik di rumah maupun di kantor. Aku tidak tahan selalu sedih melihat putriku yang berangkat sekolah SD sendiri tanpa mamanya. Aku tidak tahan lagi menasehati istriku dan keluyuran setiap malam malam mencari dia kalau kabur. Di kantor aku juga tidak tahan dengan ajakan bos aku untuk happy-happy.
Pada saat itu aku memutuskan resign dari perusahaan, dan bekerja jauh dari rumah. Jauh dari semuanya. Alhamdulillah aku dikirim ke Jepang 1 tahun lebih dan akan ada ikatan dinas 5 tahun di grup perusahaannya di Indonesia. Dengan berurai air mata aku meninggalkan anak semata wayangku, bapak ibuku dan mertuaku yang menyayangiku. Maafkan aku semuanya, aku harus pergi jauh, semoga bisa membawa banyak perubahan, pada ekonomi keluargaku, rumah tanggaku dan karirku. Aku tetap mencintai istriku dan berdoa semoga sepulangku dari Jepang nanti semua akan kembali normal, atau setidaknya gelas yang sudah pecah itu bisa aku rekatkan kembali.
Itu adalah kisahku 14 tahun yang lalu. Semoga para pembaca dan saya sendiri bisa mengambil hikmah dari semua cerita ini.
Putar :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Koment dengan sopan